Pages

Kamis, 29 Oktober 2020

Alice: Tentang Perjalanan Waktu dan Pengorbanan

Sebenernya saya jarang-jarang bisa nih nonton drakor sampai tamat. Jumlah yang udah ditonton bisa dihitung, kok, karena nggak begitu banyak. Biasanya kalau penggambaran kisah cinta di drakor itu udah kemanisan dan nggak masuk akal menurut standar pribadi, langsung mager mau lanjut dan akhirnya dilewatin *hai, Kelas Itaewon*. Nah, ini ada drama yang dari sinopsis keren dan nggak soal realita aja. Nama drakornya 'Alice'. Alice jadi drama terakhir yang saya tonton sampai selesai dan  membuat proses menunggu tiap minggu cukup menyebalkan.

Nama Alice merujuk ke fasilitas masa depan di tahun 2050 yang ada di dalam drama ini. Cerita ini berputar di kehidupan Park Jin-Gyeom (Joo Won), seorang detektif yang menderita alexithymia (ketidakmampuan mengenali dan menyampaikan emosi). Ketika dia SMA, dia harus kehilangan ibunya, Park Sun-Young (Kim Hee-Sun) karena dibunuh orang tidak dikenal. Kejadian itu menghantui dia dan sejak itu, waktunya dihabiskan untuk mencari sang pembunuh. Park Sun-Young sendiri adalah seorang penjelajah waktu yang kabur dari kekasihnya, Yoo Min-hyuk (Kwak Siyang), karena ia lebih memilih melahirkan Jin-Gyeom.

Di drakor ini ada beberapa latar waktu: 1992, 2010, 2020, dan 2050. Semua tahun punya momen-momen penting dan ada benang merah yang menghubungkan, sehingga akan ada cerita utuh di akhir. Drakor ini punya beberapa lapisan cerita yang saling melengkapi. Hanya ada beberapa bagian yang tidak dijelaskan hingga akhir dan dibiarkan tanpa konklusi.

Seperti yang ditulis di atas, Alice jadi drama yang keren--menurut saya--karena ini bukan soal kisah cinta aja. Ada cerita lain yang jadi poin utama dan dalam kasus ini temanya adalah fiksi ilmiah soal perjalanan waktu. Nah, karena ada tema perjalanan waktu, jelas dong di drakor ini bakal ada bahasan tentang apa? Yep, Fisika. Istilah-istilah dan rumus-rumus fisika bermunculan di beberapa episode dan sangat pas karena diceritakan salah satu tokoh penting di sini yang  adalah seorang dosen fisika.

Mungkin bagi beberapa yang menonton, akan merasa bosan karena banyak adegan yang diulang-ulang bahkan hingga akhir. Tapi, ini justru menarik karena kita dari awal sudah di-planting bahwa Park Sun-Young ini mati dibunuh dan dia tahu siapa pembunuhnya. Dari tiap adegan pembunuhan itu, perlahan-lahan dibuka siapa yang membunuh. Tentu, gongnya ada di episode terakhir ketika semua misteri mulai terjawab. 

Gabungan antara fiksi dan nonfiksi di sini cukup pas. Bagian nonfiksi tentang rumus fisika dan berbagai percobaannya dipasang dengan tepat ke momen-momen yang sederhana. Tidak jadi drama yang terasa menggurui ataupun membosankan. Penempatan kisah cinta, tarik-ulur hubungan, proses memendam perasaan, dan kondisi manusiawi lainnya membuat drakor ini masih terasa 'kita banget' dan tidak menjadi sesuatu yang jauh dari kenyataan. Masih ada nyata-nyatanya dikit lah.

Kalau dari segi akting, semuanya bermain dengan sangat baik. Joo Won, sebagai karakter yang bermasalah dengan emosinya, bermain dengan baik. Mimik wajah dan gestur tubuhnya ketika bersenggolan dengan temannya di SMA dan ketika dia bersama ibunya tidak berbeda jauh tetapi ada bagian kecil yang menujukkan kalau dia lebih nyaman dengan ibunya. Kecil tapi terasa dan sangat effortless.

Kim Hee-Sun yang harus memainkan dua karakter pun bisa menunjukkan perubahan yang sangat signifikan. Dia sebagai Park Sun-Young dan Yoon Tae-Yi seorang dosen fisika memiliki perbedaan yang sangat-sangat mencolok dan keduanya berhasil ditaklukkan.

Oh, di Alice ini banyak CGI yang digunakan. Ada beberapa yang tepat guna tapi ada juga yang agak...aneh. CGI drone misalnya, kadang ada di satu episode, visualnya sangat ciamik. Namun ada juga di episode lain visualnya justru aneh. Tentu jangan lupakan CGI sungai, gunung, dan langit ketika Joo Won menuju Alice. Walaupun singkat tapi warnanya begitu mencolok.

Begitu drakor ini tamat, banyak pertanyaan yang muncul soal alurnya. Kalau dirasa-rasa, di episode-episode pertengahan ini agak lambat alias dragging. Banyak isu-isu sisipan yang agak panjang dan memakan beberapa episode. Proses revealing infonya pun jadi kerasa lamaaa banget. Siapa yang membunuh si X, apa isi akhir buku nubuat, bagaimana cara perjalanan waktu dihentikan, semua itu udah saya tunggu-tunggu revealing-nya. Namun, harus nonton beberapa episode dulu dan baru di sekitar tiga episode menuju akhir, semua dibuka langsung. Jujur, episode-episode di tengah banyak yang biasa aja. Selain bagian menjelajah waktu, nggak ada yang spesial. *menurut saya, lho*

Satu lagi perasaan yang muncul pas ini udah tamat adalah, "Hah? Gitu doang?" Karena setelah rahasia yang ditutup lama, proses kemunculan jawabannya pun nggak seketika muncul. Eh, kok pas udah kebuka ilang aja gitu. Nggak gimana-gimana lagi. Alice-nya ilang, semua langsung kembali normal. Sekejap saja prosesnya, gaes. Padahal nunggu udah belasan episode.

Belajar pengorbanan dari drama perjalanan waktu

Cerita kecil yang ada di drama ini entah mengapa menarik perhatian saya. Salah satunya adalah kisah tentang Pejalan Waktu yang kembali ke masa lalu karena mereka ingin mengubah masa lalu. Contoh, ada seorang Ibu yang kehilangan anak di masa depan lalu ingin melakukan perjalanan waktu agar sang anak tidak pergi sampai akhirnya meninggal. Dia rela harus merasakan dampak perubahan pada tubuhnya karena melalui lubang waktu, agar orang tercintanya tidak terluka. 

Kalau sudah mencintai seseorang apapun akan kita korbankan. Apapun yang kita punya akan dikerahkan. Apapun kesempatan yang datang tidak akan dilewatkan. 

Berkaca dari drakor ini, manusia emang sering lupa sama yang namanya konsekuensi. Pergi menjelajahi waktu bukan datang tanpa konsekuensi. Kondisi tubuh akan terganggu, kondisi psikis ketika bertemu orang terkasih pasti akan rusak. Sama aja di dunia nyata, banyak yang suka lupa sama realitas dan sebab-akibat yang terjadi.

Apa kalau sudah dibutakan oleh kedekatan emosi kita jadi nggak realistis dan bertindak tanpa dipikir? Harus kepentok dulu baru bisa sadar kalau apa yang terjadi ya harus terjadi memang. Nggak ada gunanya kalau kita berbenah ketika kejadiannya udah lewat. Kenapa kita malah balik ke masa lalu dari pada merancang rencana ke masa depan? Bingung sih. Bingung karena berusaha mengerti rasionalisasi dari orang yang melakukan itu. Saya nggak ada di sepatunya dia jadi sudut pandangnya tentu dari orang yang nggak mengalami dan melihat dari sisi yang dianggap 'normal'.

Pokoknya, kalau kalian termasuk orang yang suka sama tontonan fiksi ilmiah, bisa banget nonton Alice ini. Bagian ilmiah dari keilmuan fisikanya menarik banget. Ditopang sama akting yang bagus, drakor ini jadi nggak ngebosenin. Sisanya itu masalah selera. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar